RUMAH PEMILU – Sebagian besar kaum milenial dan generasi Z (Gen Z) mengaku bakal berpartisipasi dalam Pemilihan Umum (Pemilu) Serentak 2024.
Berdasarkan survei Centre for Strategic and International Studies (CSIS), persentase keikutsertaan milenial dan Gen Z dalam pesta demokrasi tersebut mencapai 60 persen. Mereka adalah milenial dan Gen Z dari rentang usia 17-39 tahun.
Hal serupa juga ditemukan dalam survei yang dilakukan tim Riset dan Analitik Kompas Gramedia (KG) Media bersama Litbang Kompas. Hasilnya, sebanyak 86,7 persen kaum milenial dan Gen Z bersedia berpartisipasi dalam pemilu. Sementara itu, 10,7 persen kaum milenial dan Gen Z lainnya masih menimbang dan 2,6 persen sisanya menolak mengikuti ajang elektoral tersebut.
Manajer Riset dan Analitik KG Media Bagas Adi P mengatakan, antusiasme kaum milenial dan Gen Z untuk mengikuti pemilu muncul di semua daerah pemilihan (dapil).
Dari 80 dapil yang dikelompokkan dalam enam wilayah, keinginan responden untuk mengikuti pemilu di atas 85 persen, antara lain 92 persen di Bali Nusa, 85 persen di Jawa, 90 persen di Kalimantan, 90 persen di Maluku Papua, 91 persen di Sulawesi, dan 86 persen di Sumatera.
”(Antusiasme mengikuti pemilu) hampir sama di semua wilayah,” kata Bagas sebagaimana diberitakan Kompas.id, Jumat (8/4/2022).
Sosok pemimpin idaman
Survei juga merekam sosok pemimpin yang diinginkan kaum milenial dan Gen Z. Di level nasional, mereka menginginkan presiden dengan tiga karakter utama, yakni tegas (24,7 persen), memahami kondisi negara (22,3 persen), dan merakyat (19,1 persen).
Selain itu, mereka juga menginginkan pemimpin yang memiliki karakter, seperti aksi nyata (11,1 persen), adil (10,6 persen), jujur (7,2 persen), bijaksana (7,2 persen), bijaksana (7,2 persen), dan bertanggung jawab (6,8 persen).
Menariknya, tanggapan terkait karakter presiden ideal berbeda-beda di setiap wilayah. Di Jawa, misalnya, mayoritas responden menginginkan pemimpin yang tegas (28 persen).
Berbeda dengan di Jawa, responden di Kalimantan sebanyak 24 persen, Maluku Papua (29 persen), dan Sulawesi (24 persen) mengharapkan presiden yang merakyat atau dekat dengan rakyat, bersedia berbaur, dan terjun langsung ke masyarakat. Sementara, mayoritas responden di Sumatera (24 persen) menginginkan presiden yang memahami masalah negara.
Hasil survei tersebut juga mendapati sejumlah pemengaruh (influencer) yang diikuti kaum milenial dan Gen Z. Selain selebritas, seperti Karin Novilda atau Awkarin dan Raffi Ahmad, sejumlah tokoh politik juga muncul sebagai pemengaruh generasi muda di tingkat nasional. Sebut saja, Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo dan Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil.
Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) I Dewa Kade Wiarsa Raka Sandi mengatakan, hasil survei tersebut merupakan kabar baik karena generasi milenial akan mendominasi pemilih pada Pemilu 2024.
Raka menjelaskan, pihaknya memang belum menetapkan angka target partisipasi pemilih. Akan tetapi, sejumlah program dan kegiatan untuk sosialisasi, pendidikan pemilih, dan partisipasi masyarakat telah dilakukan.
”KPU saat ini tengah melakukan berbagai persiapan. Salah satunya kodifikasi Peraturan KPU (PKPU) tentang Partisipasi Masyarakat dalam Pemilu,” kata Raka.
Menurut Pelaksana Harian (Plh) Ketua KPU Minahasa Rendy Suawa, partisipasi milenial dan Gen Z dalam Pemilu Serentak 2024 tidak hanya menyukseskan pesta demokrasi tersebut melalui suara yang diberikan, tapi juga berkontribusi pada perwujudan demokrasi di Indonesia.
“Generasi Z memiliki pengaruh tersendiri dalam pemilu, selain karena jumlahnya yang cukup banyak, Generasi Z juga hidup pada era informasi di mana segala sesuatunya menggunakan internet atau media online,” ujarnya dilansir dari Antara, Sabtu (1/10/2022).